Ian Fleming, penulis seri James Bond, pernah melakukan perjalanan ke Negeri Sakura Jepang. Salahsatu novelnya, yakni “You Only Live Twice” (1964), bahkan mengambil latar belakang tempat di Jepang dan diduga dibuat setelah Fleming melakukan perjalanan ke negeri tersebut, pada tahun 1962.
Ke mana saja Fleming selama ada di Jepang? Penggemar fanatik Bond, baru-baru ini
melakukan perjalanan dengan menyusuri jejak Fleming yang beberapa di antaranya,
belum jauh berbeda dengan kondisi ketika Fleming berkunjung. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Kyushu
Perjalanan Fleming di Jepang, berawal dari Tokyo, kemudian
menuju seputaran Kyushu, ke kawasan tempat produksi mutiara tersohor dunia.
Matsusaka
Dari Kyushu, Fleming mengunjungi Matsusaka, produsen daging
sapi terkenal. Di tempat ini, Fleming mencoba menyikat tubuh ternak tersebut,
kemudian memberinya alkahol, karena sapi di tempat itu, sering diberi minum alkohol.
Kyoto
Di tempat ini, Fleming mengunjungi Nijo Jinya, penginapan
kuno yang pernah digunakan bangsawan Daimyo. Selama beberapa waktu, Fleming
mencoba mempelajari berbagai hal tentang penginapan tadi, termasuk “tipuan” burung bulbul untuk memberikan rasa aman dan
nyaman para pengunjungnya. Fleming juga mencermati sebuah distrik pelacuran
Shimabara yang pernah menjadi tempat ternama pada jama Edo (1603-1868)
Pulau Nakoshima
Pulau ini pernah jadi tempat syuting salahsatu film Bond.
Beberapa waktu lalu, di pulau ini pernah berdiri Museum 007, namun ditutup
tahun lalu.
Fukuoka
Tempat ini disebut-sebut merupakan tempat terakhir yang
dikunjungi Fleming ketika di Jepang. Dalam sebuah novelnya, Fleming
menggambarkan Bond membunuh Blofeld, musuh bebuyutannya yang bersembunyi di
sebuah kastil yang dikeliling “taman kematian”.
Dalam perjalanannya, Fleming ditemani dua temannya, Richard Hughes (seorang jurnalis dan mata-mata
internasional ternama) dan Torao "Tiger" Saito (arsitek, editor, dan
model yang turut main dalam salahsatu film Bond). Keduanya, diketahui menjadi
penunjuk Fleming dalam perjalanannya, dan membawanya ke tempat luar biasa di Jepang.
Selama dalam perjalanan, Fleming mengamati secara cermat kondisi Jepang saat itu. Setiap malam, pengalamannya tersebut
, ia catat juga dengan cermat. Selama
bepergian, Fleming selalu tak lepas dari setelan biru gelap dengan dasi
polka-dot biru, mengisap rokok , kamera dan persedian lainnya.
Hal lain yang menarik dari Fleming ketika berada di Jepang,
selain mengunjungi tempat-tempat fantastis yang
tidak ada di negerinya, pengarang yang namanya begitu berkibar tersebun,
ternyata sangat tertarik dengan persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat
Jepang ketika itu.
Ketika misalnya, setelah makan fugu (blowfish) mendengar bahwa racun ikan itu membekukan
bibirnya, ia segera menguji bibirnya sendiri dengan panasnya api. Dia juga
mempertanyakan soal pegulat sumo yang disebut-sebut mengikat area
selangkangannya selama pertandingan, atau mencoba mengyesap air saat mandi di
di Gunung Also yang dikenal asin.
Terakhir, bagi Fleming Jepang bukan hanya negara eksotis semata, tetapi juga
"lain.” Jepang merupakan sebuah negara dengan budaya yang yang luar biasa
menariknya.
Fleming mulai tertarik dengan budaya Jepang, sejak dia
mempublikasikan “Dr. No” (1958), terlihat dari gambaran James Bond mengenakan
kimono di sarang penjahat. Gambaran ketertarikan Fleming pada Jepang itu, makin
jelas dalam novel dan film Bond
"You Only Live Twice." Di sana
bahkan digambarkan bahwa Bond
seperti akan tinggal selamanya di
Jepang, bersama kekasinya penyelam Kissy
Suzuki di sebuah pulau, di lepas pantai Kyushu.***
0 Komentar