Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, bersama Komandan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), Marsekal Muda TNI Yudi Bustami, resmi memulai pembangunan Monumen Pesawat AS-202 Bravo dengan peletakan batu pertama di depan Kantor Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, pada Senin (6/1/2025).
Dalam sambutannya, Barnas menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Dankopasgat kepada Kabupaten Garut sebagai lokasi pembangunan monumen bersejarah ini. Ia menyatakan bahwa monumen pesawat AS-202 Bravo akan menjadi ikon baru Garut yang strategis karena terletak di kawasan Simpang Tiga, pintu gerbang menuju destinasi paralayang TNI AU. Kawasan ini juga banyak dilewati wisatawan yang menuju lokasi paralayang yang terkenal.
"Monumen ini akan sangat membantu orang yang ingin menuju lokasi paralayang dengan menunjukkan belokan dari tugu pesawat," ujar Barnas.
Barnas juga meminta kepada pemerintah kecamatan dan Satpol PP Garut untuk menjaga kebersihan serta mengatur keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar kawasan, agar tetap nyaman dan menarik bagi para pengunjung.
Marsekal Muda TNI Yudi Bustami menambahkan bahwa pembangunan Monumen Pesawat AS-202 Bravo akan menjadi simbol yang tidak hanya merefleksikan sejarah TNI AU, tetapi juga mendukung pengembangan olahraga dirgantara di Garut. "Ini adalah tempat yang sangat indah dan potensial untuk pengembangan dirgantara, terutama dengan latar belakang pegunungan yang menawan," katanya.
Ketua Panitia, Letkol Sus Aprizal, menjelaskan bahwa monumen ini akan menggunakan Pesawat AS-202 Bravo, yang dahulu merupakan pesawat latih bagi calon penerbang TNI AU di Jawa Barat dan Garut. Pesawat ini, yang saat ini berada di Skatek 043 Lanud Adi Sucipto Yogyakarta, akan dipindahkan ke Garut pada minggu kedua pembangunan monumen.
"Pembangunan monumen ini akan memiliki dimensi 5x5 meter dengan ketinggian 7 meter dari jalan hingga sayap pesawat. Proses pembangunan diperkirakan selesai dalam waktu 30 hari," tambahnya.
Diharapkan, Monumen Pesawat AS-202 Bravo ini tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga dapat menjadi daya tarik wisata baru yang mendukung pengembangan potensi dirgantara di Kabupaten Garut.
0 Komentar